http://www.bmkg.go.id/cuaca/animasi-satelit.bmkg

Halaman

Sunday, 4 February 2018

EFEK KETINGGIAN DAN KEDALAMAN PADA TUBUH


EFEK KETINGGIAN DAN KEDALAMAN PADA TUBUH



Tubuh kita secara optimal di lengkapi untuk berada dalam tekanan atmosfer normal. Naik ke gunung yang tinggi jauh di atas permukaan laut atau turun ke kedalaman samudra dapat menimbulkan efek samping pada tubuh kita.


Efek ketinggian pada tubuh


Tekanan atmosfer secara progresif berkurang seiring dengan bertambahnya ketinggian. Pada 18000 kaki di atas permukaan laut, tekanan atmosfer hanya 380 mmHg separuh dari nilainya diatas permukaan laut. Karena proporsi O2 dan N2 di udara sama PO2 udara inspirasi di ketinggian ini adalah 21% dari 380mmHg atau 80 mm Hg engan PO2 alveolus menjadi lebih rendah pada 45mmHg. Pada setiap ketinggian di atas 10000 kaki po2 arteri turun kebagian curam dari kurva o2-Hb, bahwa kisaran aman region datar. Akibatnya % saturasi Hb dalam darah arteri berkurang tajam dengan bertambahnya ketinggian,

Orang yang naik cepat ke ketinggian 10.000 ft atau lebih mengalami gejala acute mountain sickness yang barkaitan dengan hipoksia hipoksit dan alkalosisi akibat hipokapnia yang ditimbulkannya. Peningkatan dorongan bernapas untuk memperoleh lebih banyak o2 menyebabkan alkalosis respiratorik, karena co2 pembentuk asam di keluarkan lebih cepat dari pada yang dihasilkan. Gejala mountain sickness mencakup lesu, mual, hilang nafsu makan, bernapas terengah, kecepatan jantung tinggi(dipicu oleh hipoksia sebagai tindakan kompensasi untuk meninngkatkan penyaluran o2 yang ada melalui sirkulasi ke jaringan), dan disfungsi saraf yang di tandai oleh ganguan penilain, pusing bergoyang dan inkoordinasi.

Meskipun terdapat respon akut terhadap ketinggian , jutaan orang tinggal di tempat yang letaknya 10.000 kaki di atas permukaan laut, dimna dengan beberapa desa seperti Andes yang ketinggiannya lebih dari 16.000 kaki diatas permukaan laut. Pertanyaannya

Bagaimana meraka hidup dan beraktifitas dan organ tubuh meraka berfungsi dengan normal ?

Mereka melakukan aklimatisasi yaitu proses adaptasi atau penyesuaina terhapad lingkungan tempat tinggalnya. Dengan cara sebagai berikut:

Ketika orang tinggal ditempat yang tinggi respon-respon kompensasi akut berupa :

Peningkatan ventilasi dan curah jantung secara bertahap dig anti dalam waktu beberapa hari oleh tindakan-tindakan kompensasi yang muncul lebih lambat yang memungkinkan oksigenasi adekuat ke jaringan dan pemulihan keseimbangan asam basa normal.

Pembentukan sel darah merah (SDM), meningkat dirangsang oleh eritopoitinsebagai respon terhadap berkurangnya penyaluran o2 ke ginjal. Peningkatan jumlah SDM menigkatkan kemampuan darah mengangkut o2 .

Hipoksia disiini juga mendorong sintesis BPG dan SDM sehingga o2 lebih mudah dibebaskan dari Hb ke jaringan.

Jumlah kapier di dalam jaringan juga meningkat, mengurai jarak yang harus di tempuh o2  ketika berdifusi dari darah untuk mencapai sel. Selain itu, ketinggian juga mempengaruhi sel endotel untuk melepaskan nitrat oksida (NO) 10 kali lebih banyak dibandingkan dengan yang di lepaskan di dekat ketinggian permukaan laut . tambahan NO ini mengalir darah dua kali lebih banyak pada individu yang berada di ketinggian.

Selain itu , sel yang telah mengalami aklimatisasi mampu menggunakan o2 dengan lebih efisien melalui peningkatan jumlah mitokondria , yaitu organel energy. Ginjal memulihkan Ph arteri mendekati normal dengan menahan asam yang normalnya dibuang melalui urine.

Tindakan-tindakan kompensatorik ini bukannya tanpa akibat yang merugikan. Sebagai contoh, peningkatan jumlah SDM meningkatkan viskositas darah (membuat darah menjadi lebih kental) sehingga risestansi terhadap aliran darah menigkat. Akibatanya jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah melewati pembuluh darah.


EFEK MENYELAM LAUT DALAM TUBUH


Ketika seorang penyelam laut dalam, dengan bantuan perangkat pernapasan di bawah air (SCUBA). Turun kebawa air , tubuhnya terpajan ketekanan yang melebihi tekanan atmosfer. Tekanan cepat meningkat seiring dengan kedalama laut akibat berat air. Tekanan hamper menjadi dua kali lipat pada kedalaman sekitar 30 kaki ()10 meter dibawah permukaan laut. Udara yang terdapat di alat scuba di salurkan keparu-paru pada tekanan yang lebih tinggi ini. Ingat kembali bahwa

1.      Jumlah gas dalam larutan berbanding lurus dengan tekanan parsial gas tersebut.

2.      Udara terdiri dari N2 nitrogen 79%. Nitrogen adalah bahan yang kurang larut dalam jaringan tubuh, tetapi pN2 yang tinggi yang terjadi selama penyelaman laut-dalam menyebabkan lebih banyak dari gas ini yang larut ke dalam jaringan tubuh. Jumlah nitrogen yang kecil yang larut di jaringan pada ketinggian permukaan laut tidak menimbulkan efek, tetapi dengan banyaknya nitrogen yang larut ketika seseorang menyelam atau berada di kedalaman maka akan timbul narcosis nitrogen atau rapture of the deep, narcosis nitrogen dipercaya terjadi karena kurangnya eksitabilitas neuron-neuron akibat N2 (yang sangat mudah larut dalam lemak)yang larut di membran lemak mereka.



Pada 150 kaki di bawah permukaan laut , penyelam mengalami suatu perasaan euphoria dan menjadi mengantuk, serupa dengan efek minum beberapa gelas koktail. Ditempat yang lebih dalam penyelam menjadi lebih lemah dan ceroboh dan pada 350 hingga 400 kaki mereka kehilangan kesadaran. Toksisitas oksigen akibat tinggimya po2 adalah efek buruk lain yang juga dapat terjadi jika kita berada di bawah air.

Masalah lain yang berkaitan dengan menyelam laut dalam terjadi sewaktu nauk kepermukaan. Jika penyelam yang menyelam sudah cukup lama berada dibawah laut sehingga cukup banyak N2 yang sudah larut dalam jaringan naik secara tiba-tiba kepermukaan , penurunan cepat pN2 menyebabkan N2 cepat keluar dari larutan dan membentuk gelembung-gelembung gas N2di dalam tubuh, seperti gelembung gas co2 yang terbentuk didalam botol sempanye ketika gabus botol di buka. Akibat yang ditimbulkannya bergantung pada jumlah dan lokasi pembentuk gelembung N2 di dalam tubuh. Keadaan ini disebut penyakit dekompresi atau te bends karena korban sering bergelung akibat nyeri yang ditimbulkan. Penyakit dekompresi dapat dicegah dengan naik kepermukaan secara perlahan atau dengan cara bertahap mendekompresi tubuh dalam wadah dekompresi sehingga kelebihan N2 dapat secara perlahan keluar melalui paru tanpa membentuk gelembung.

  semoga bermanfaat  :)

0 comments:

Post a Comment

METABOLISME KARBOHIDRAT

A.  Nasib glukosa  Karena glukosa adalah sumber utama tubuh untuk sintesis ATP pemakainnya bergabtung pada kebutuhan sel tubuh, yang mencak...